HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KENAKALAN REMAJA

Posted: Januari 14, 2008 in INFO

Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh beberapa hal, sebagian di antaranya adalah:

  1. PENGARUH KAWAN SEPERMAINAN
    Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Apalagi mereka dapat memiliki teman dari kalangan terbatas. Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota itu, anak pejabat pemerintah setempat bahkan mungkin pusat atau pun anak orang terpandang lainnya. Di jaman sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja saja tetapi bahkan juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu tersebut. Padahal, kebanggaan ini adalah semu sifatnya. Malah kalau tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan nantinya. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup yang tertentu pula. Apabila si anak akan berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun orangtua tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka remaja kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat terlarang, dan lain sebagainya.Pengaruh kawan ini memang cukup besar. Dalam Mangala Sutta, Sang Buddha bersabda: “Tak bergaul dengan orang tak bijaksana, bergaul dengan mereka yang bijaksana, itulah Berkah Utama”. Pengaruh kawan sering diumpamakan sebagai segumpal daging busuk apabila dibungkus dengan selembar daun maka daun itupun akan berbau busuk. Sedangkan bila sebatang kayu cendana dibungkus dengan selembar kertas, kertas itu pun akan wangi baunya. Perumpamaan ini menunjukkan sedemikian besarnya pengaruh pergaulan dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang ketika remaja, khususnya. Oleh karena itu, orangtua para remaja hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan kesempatan anaknya bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan kawan-kawan yang tidak benar. Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, anak di kemudian hari akan banyak menimbulkan masalah bagi orangtuanya.

    Untuk menghindari masalah yang akan timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orangtua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan pemaksaan maupun mengada-ada. Berilah pengertian yang jelas dahulu, sekaligus berilah teladan pula. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu anak ‘kluyuran’ tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari. Mereka dididik untuk mandiri. Selain itu, berilah pengarahan kepada mereka tentang batasan teman yang baik.

    Dalam Digha Nikaya III, 188, Sang Buddha memberikan petunjuk tentang kriteria teman baik yaitu mereka yang memberikan perlindungan apabila kita kurang hati-hati, menjaga barang-barang dan harta kita apabila kita lengah, memberikan perlindungan apabila kita berada dalam bahaya, tidak pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan kesulitan, dan membantu sanak keluarga kita.

    Sebaliknya, dalam Digha Nikaya III, 182 diterangkan pula kriteria teman yang tidak baik. Mereka adalah teman yang akan mendorong seseorang untuk menjadi penjudi, orang yang tidak bermoral, pemabuk, penipu, dan pelanggar hukum.

  2. PENDIDIKAN
    Memberikan pendidikan yang sesuai adalah merupakan salah satu tugas orangtua kepada anak seperti yang telah diterangkan oleh Sang Buddha dalam Digha Nikaya III, 188. Agar anak dapat memperoleh pendidikan yang sesuai, pilihkanlah sekolah yang bermutu. Selain itu, perlu dipikirkan pula latar belakang agama pengelola sekolah. Hal ini penting untuk menjaga agar pendidikan Agama Buddha yang telah diperoleh anak di rumah tidak kacau dengan agama yang diajarkan di sekolah. Berilah pengertian yang benar tentang adanya beberapa agama di dunia. Berilah pengertian yang baik dan bebas dari kebencian tentang alasan orangtua memilih agama Buddha serta alasan seorang anak harus mengikuti agama orangtua, Agama Buddha.Ketika anak telah berusia 17 tahun atau 18 tahun yang merupakan akhir masa remaja, anak mulai akan memilih perguruan tinggi. Orangtua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar masa depan si anak berbahagia. Arahkanlah agar anak memilih jurusan sesuai dengan kesenangan dan bakat anak, bukan semata-mata karena kesenangan orang tua. Masih sering terjadi dalam masyarakat, orangtua yang memaksakan kehendaknya agar di masa depan anaknya memilih profesi tertentu yang sesuai dengan keinginan orangtua. Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir dengan kekecewaan. Sebab, meski memang ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orangtuanya tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang kurang berhasil dan kemudian menjadi kecewa, frustrasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama dengan kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang.

    Anak pasti juga mempunyai hobi tertentu. Seperti yang telah disinggung di atas, biarkanlah anak memilih jurusan sekolah yang sesuai dengan kesenangan ataupun bakat dan hobi si anak. Tetapi bila anak tersebut tidak ingin bersekolah yang sesuai dengan hobinya, maka berilah pengertian kepadanya bahwa tugas utamanya adalah bersekolah sesuai dengan pilihannya, sedangkan hobi adalah kegiatan sampingan yang boleh dilakukan bila tugas utama telah selesai dikerjakan.

  3. PENGGUNAAN WAKTU LUANG
    Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila si remaja melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan kegiatan yang negatif maka lingkungan dapat terganggu. Seringkali perbuatan negatif ini hanya terdorong rasa iseng saja. Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan para remaja untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang diharapkan dapat berasal dari orangtuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu dimalam hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, obat bius, dan sebagainya.Munculnya kegiatan iseng tersebut selain atas inisiatif si remaja sendiri, sering pula karena dorongan teman sepergaulan yang kurang sesuai. Sebab dalam masyarakat, pada umunya apabila seseorang tidak mengikuti gaya hidup anggota kelompoknya maka ia akan dijauhi oleh lingkungannya. Tindakan pengasingan ini jelas tidak mengenakkan hati si remaja, akhirnya mereka terpaksa mengikuti tindakan kawan-kawannya. Akhirnya ia terjerumus. Tersesat.

    Oleh karena itu, orangtua hendaknya memberikan pengarahan yang berdasarkan cinta kasih bahwa sikap iseng negatif seperti itu akan merugikan dirinya sendiri, orangtua, maupun lingkungannya. Dalam memberikan pengarahan, orangtua hendaknya hanya membatasi keisengan mereka. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan remaja. Ada kemungkinan, keisengan remaja adalah semacam ‘refreshing’ atas kejenuhannya dengan urusan tugas-tugas sekolah. Dan apabila anak senang berkelahi, orangtua dapat memberikan penyaluran dengan mengikutkannya pada satu kelompok olahraga beladiri.

    Mengisi waktu luang selain diserahkan kepada kebijaksanaan remaja, ada baiknya pula orangtua ikut memikirkannya pula. Orangtua hendaknya jangan hanya tersita oleh kesibukan sehari-hari. Orangtua hendaknya tidak hanya memenuhi kebutuhan materi remaja saja. Orangtua hendaknya juga memperhatikan perkembangan batinnya. Remaja, selain membutuhkan materi, sebenarnya juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Oleh karena itu, waktu luang yang dimiliki remaja dapat diisi dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana rekreasi. Kegiatan keluarga ini hendaknya dapat diikuti oleh seluruh anggota keluarga. Kegiatan keluarga dapat berupa pembacaan Paritta bersama di Cetiya dalam rumah ataupun melakukan berbagai bentuk permainan bersama, misalnya scrabble, monopoli, dan lain sebagainya. Kegiatan keluarga dapat pula berupa tukar pikiran dan berbicara dari hati ke hati. Misalnya, dengan makan malam bersama atau duduk santai di ruang keluarga. Pada hari Minggu seluruh anggota keluarga dapat diajak kebaktian di Vihãra setempat. Mengikuti kebaktian, selain memperbaiki pola pikir agar lebih positif sesuai dengan Buddha Dhamma juga dapat menjadi sarana rekreasi. Hal ini dapat terjadi karena di Vihãra kita dapat berjumpa dengan banyak teman dan juga dapat berdiskusi Dhamma dengan para Bhikkhu maupun pandita yang dijumpai. Selain itu, dihari libur, seluruh anggota keluarga dapat bersama-sama pergi berenang, jalan-jalan ke taman ria atau mal, dan lain sebagainya.

  4. UANG SAKU
    Orangtua hendaknya memberikan teladan untuk menanamkan pengertian bahwa uang hanya dapat diperoleh dengan kerja dan keringat. Remaja hendaknya dididik agar dapat menghargai nilai uang. Mereka dilatih agar mempunyai sifat tidak suka memboroskan uang tetapi juga tidak terlalu kikir. Anak diajarkan hidup dengan bijaksana dalam mempergunakan uang dengan selalu menggunakan prinsip hidup ‘Jalan tengah’ seperti yang diajarkan oleh Sang Buddha.Ajarkan pula anak untuk mempunyai kebiasaan menabung sebagian dari uang sakunya. Menabung bukanlah pengembangan watak kikir, melainkan sebagai bentuk menghargai uang yang didapat dengan kerja dan semangat.

    Pemberian uang saku kepada remaja memang tidak dapat dihindarkan. Namun, sebaiknya uang saku diberikan dengan dasar kebijaksanaan. Jangan berlebihan. Uang saku yang diberikan dengan tidak bijaksana akan dapat menimbulkan masalah. Yaitu:

    1. Anak menjadi boros
    2. Anak tidak menghargai uang, dan
    3. Anak malas belajar, sebab mereka pikir tanpa kepandaian pun uang gampang.
  5. PERILAKU SEKSUAL
    Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.

    Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya, ketika orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya kepada orangtua.

    Dalam menghadapi masalah pergaulan bebas antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya memberikan bimbingan pendidikan seksual secara terbuka, sabar, dan bijaksana kepada para remaja. Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang kematangan seksual serta segala akibat baik dan buruk dari adanya kematangan seksual. Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan yang sesuai dengan Buddha Dhamma. Sang Buddha telah memberikan pedoman untuk bergaul yang tentunya juga sesuai untuk pegangan hidup para remaja. Mereka hendaknya dididik selalu ingat dan melaksanakan Pancasila Buddhis. Pancasila Buddhis atau lima latihan kemoralan ini adalah latihan untuk menghindari pembunuhan, pencurian, pelanggaran kesusilaan, kebohongan, dan mabuk-mabukan. Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai pedoman yang jelas tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan melaksanakan perbuatan yang harus dilakukan.

Komentar
  1. fais berkata:

    Berdasarkan analisis di atas, ditemukan bahwa remaja yang memiliki waktu luang banyak seperti mereka yang tidak bekerja atau menganggur dan masih pelajar kemungkinannya lebih besar untuk melakukan kenakalan atau perilaku menyimpang. Demikian juga dari keluarga yang tingkat keberfungsian sosialnya rendah maka kemungkinan besar anaknya akan melakukan kenakalan pada tingkat yang lebih berat.Sebaliknya bagi keluarga yang tingkat keberfungsian sosialnya tinggi maka kemungkinan anak-anaknya melakukan kenakalan sangat kecil, apalagi kenakalan khusus. Dari analisis statistik (kuantitatif) maupun kualitatif dapat ditarik kesimpulan umum bahwa ada hubungan negatif antara keberfungsian sosial keluarga dengan kenakalan remaja, artinya bahwa semakin tinggi keberfungsian social keluarga akan semakin rendah kenakalan yang dilakukan oleh remaja. Sebaliknya semakin ketidak berfungsian sosial suatu keluarga maka semakin tinggi tingkat kenakalan remajanya (perilaku menyimpang yang dilakukanoleh remaja. Berdasarkan kenyataan di atas, maka untuk memperkecil tingkat kenakalan remaja ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu meningkatkan keberfungsian sosial keluarga melalui program-program kesejahteraan sosial yang berorientasi pada keluarga dan pembangunan social yang programnya sangat berguna bagi pengembangan masyarakat secara keseluuruhan Di samping itu untuk memperkecil perilaku menyimpang remaja dengan memberikan program-program untuk mengisi waktu luang, dengan meningkatkan program di tiap karang taruna. Program ini terutama diarahkan pada peningkatan sumber daya manusianya yaitu program pelatihan yang mampu bersaing dalam pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan

  2. a_stm berkata:

    saya sangat setuju dengan itu dan saya juga mendukung itu

  3. JUNI berkata:

    kenakalan remaja memang sangat banyak dampaknya.
    namum yang pasti pendidikan utama dan pertama dalam lingkungan masyarakat sangat menentukan sekali lebih khusus pendidikan moral atau agama, dengan demikian anak punya dasar yang kuat dalam membentengi diri dari yang namanya kenakalan remaja

  4. umam noer berkata:

    ya barangkali benar bahwa teman berpengaruh pada kenakalan remaja, lalu gimana solusi yang tepat? masa anak mau dikurung di rumah? toh pendidikan dalam rumah tidak terbukti mengurangi tingkat kenakalan remaja

  5. zoe berkata:

    kurang up to date

  6. Lathifah Al Hakimi berkata:

    Cukup menarik…, namun sayangnya kurang lengkap penjelasannya. Bukankah faktor penyebabnya nggak cuma itu. Misalnya saja karena sosialisasi yang salah/tidak sempurna, kurang berfungsinya lembaga kontrol sosial, dll

  7. […] HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KENAKALAN REMAJA […]

  8. […] KENAKALAN REMAJA HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KENAKALAN REMAJA […]

  9. Cha berkata:

    hy…… blog anda bagus jg

  10. sita berkata:

    thank’s ya atas sarannya
    itu sangat mendukung untuk pembuatan makala kuu
    tulis yang lebih bermanfaaat lagi yaow………

  11. Sofyan berkata:

    terima kasih buat infonya. sangat membantu sekali bagi saya

  12. […] no responses HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KENAKALAN REMAJA […]

  13. marta berkata:

    tolong dong buat berbagai jenis masalah yang dihadapi dalam bimbingan konseling baik pribadi, kelompok maupun sosial.

  14. […] HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KENAKALAN REMAJA […]

  15. suryadi berkata:

    kang kumaha pamajikan anu di Cineam

    Dian____________

  16. diajeng tHa* berkata:

    cukup menarik tapi belum banyak penjelasannya !!
    mungkin bs di tambah lagi..

  17. the_FaHim_22 berkata:

    thnx. membantu banget!

  18. fitro berkata:

    bagusssssssssssssssssssssss……… cari lebih banyak artikel…! dong……

  19. Dhypondh berkata:

    duh keren bgt nih blog nah….
    w jd kebantu ngerjain tugas w yg susah bgt!!!!!
    banyak bgt di sini materi2 yg bisa w pelajarin….
    spa c yg dah bikin ni blog????

  20. smp negeri 4 Balige berkata:

    ayooo….muat TeruSSS mengenai kenakalan remaja agar remaja di Indonesia tidak banyak yang terjerumus kedalam kenakalan remaja yang sudah semakin marak…di Balige ajaa uda banyakkk yang jadi korban kenakalan remaja tersebuttttttttttttttt

  21. Jennie berkata:

    Semuanya juga tergantung pilihan remajanya sendiri kok dalam bergaul,dan yang terpenting kesadarannya aja,dan yang terpenting ingat-ingat tuch bokap and nyokap di rumah,dan orang tua seharusnya lebih sharing pada anaknya,supaya antara anak dengan ortu,bisa tambah dekat.^^

  22. NURUL berkata:

    bagus!!!

  23. h4b13 berkata:

    sama2, makasih dah baca blog Q

  24. h4b13 berkata:

    sama2

  25. h4b13 berkata:

    sama2, seneng klo blog saya bisa berguna buat anda.
    thax sudah baca blog saya

  26. aulia berkata:

    wah ni bagus bgt buat nax remaja
    byar pada nyadar n insyaf!!!

  27. CYWENZ berkata:

    THANKS BLOG ANDA UDAH BANTU AQ NGELENGKAPI TUGAS AQ

  28. jefry berkata:

    bagu

  29. winna berkata:

    bguz bgt blog’a…………….

  30. IMRON SUPRIYADI berkata:

    Salam,
    Selama ini yang dibahas hanya kenakalan anak SMP/SMA/PT atau secara umum kenakalan remaja. Dalam seminar, diskusi atau apapun namanya, judul event selalu membahas tentang kenakalan remaja. Padahal kalau dikaji ulang, remaja itu lahir dari siapa? Mereja lahir bukan dari mereka sendiri tetapi dilahirkan oleh generasi sebelumnya, siapa lagi kalau bukan dilahirkan oleh orang tua yang menjadi pendahulu mereka? Artinya, mestinya yang dibahas bukan akibatnya (Kenakalan remaja) itu sendiri tetapi akar persoalannya (kenakalan orang tua) sebagai penyebab munculnya kenakalan remaja.
    Saya ingin mengatakan, tidak bisa dalam setiap kali pertemuan remaja menjadi sasaran, menjadi judul tema seminar, sementara “orang tua” yang telah melahirkan dan mendidik anak remaja tidak sama sekali disinggung. Jadi lain waktu kalau bicara tentang kenakalan, judulnya dirubah menjadi : MENYOAL KENAKALAN ORANG TUA, BUKAN KENAKALAN REMAJA” Sebab Remaja nakal biasanya dilahirkan oleh “orang tua” yang “nakal”, dalam arti banyak ortu yang masih salah memaknai kasih sayang, yang hanya diukur materi. Selama materi kecukupan, dianggap sudah cukup kasih sayang. Padahal jauh lebih penting dari itu, komunikasi setiap waktu (makan, shalat, ke gereja dll) juga menjadi bagian penting untuk membangkitkan bentuk kasih sayang itu.
    Kalau ternyata sebagian orang tua masih menterjemahkan kasih sayang hanya dalam konteks fisik saja (pemenuhan materi), maka itulah yang saya sebut ; KENAKALAN OANG TUA. Tks.

    Imron Supriyadi
    Palembang

  31. Changcut Rangers berkata:

    pr ku bnyak,,

    krjain L woi !

    =D

  32. yana berkata:

    thxxxx tlsnna,,mmbntuu bgtt^^

  33. murry ika usia shanty berkata:

    kenakalan remaja bisa dihindari kok. asalkan kita pandai2 aj milih pergaulan yang baik,

    nakal c boleh2 aj asalkan tidak melampaui batas wajar

    nakal no problem….. he…….he………..he…..

  34. Renny berkata:

    Keren bangeet tulisaannya!
    kebetulan kita lagi ada kompetisi portal blog, coba visit deh ke http://www.showyourtruecolor.com di situ topik yang lagi di bahas kenakalan remaja!

    ada hadiah menarik dari kompetisi itu… waiting for you di kompetisi ya!! 🙂

  35. orang stress tapi ganteng berkata:

    oke,oke,betul,betul,sip2!

  36. widi anis berkata:

    thanks 4 your inspiration,blok xmu oke,laen kali ajarin qw nulis,see you

  37. SUKMA JF4 berkata:

    thank atas infonya.q jadi lebih terbantu dengan ini.

  38. ais berkata:

    weeeeeeeeeeeessssss bagus bgt udah ngasih infonya ke aku…………

  39. ayuniar subagio berkata:

    Qhuw se7 b9ett den9an Anda…..Sukses Selalu

  40. zainul arief berkata:

    sip…sip…sip……….

  41. Zharevha Quink berkata:

    kenakalan remaja tergantung dari akhlak dan akidahnya,tetapi pergaulan bebas juga dapat terjadi apabila mrk krg diprhtkn oleh ortu mrk sndr.Pergaulan bebas juga dapat trjd apabila remaja trsbt tdk punya ksdaran

  42. yulfi berkata:

    keren jga,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
    tmbah lgi ea,,,,,,,,,
    eang lbih hot,,,,,,,,,,,,,,,

  43. aprilia a.f berkata:

    mkch inform a,aqu jd ica ngrjain tugas b.ind ckrng,,,^^

  44. andhiena berkata:

    terus berkarya n ksh informsi yg bmnfaat bgi org banyak ya bro..

  45. diita berkata:

    Hmmm…
    blognya baguss,,infonya juga membantuu 🙂
    makasiih yaa

  46. syafi' berkata:

    semua karena nilai agama yang telah disepelekan pleh hanpir khalayak manusia yang identik dengan nilai rupiah saja

  47. cyntia berkata:

    ya maga ja bangsa kita menjadi bangsa yang bsa dibgakan jgan henti2 ya tuk kita pdli pada sitiap klgan rmja skrg krna pnrus kia adalh mrka cemua by enjelia

  48. cyntia berkata:

    thank buat klgan remj KRJ HDP MU ADLH MZCA DEPAN MU >…………………………………………………………………………………………………………………………………………..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

  49. yaya berkata:

    errmmmm, pada pandangan sya nakal, ni sekadar melakukan sesuatu untk kepuasa tanpa menjejaskan org lain, kerana saya seorg yg snggt nakal di sekolah, tapi tidak bererti jahat…

  50. ani berkata:

    selain dr pd it apakh knkln remaja it d pengarui olh prgaulan n fashion””””””””””””’,,,,,,,,,,,,

  51. osi berkata:

    bleh ug!!!!!!

  52. osi berkata:

    crita na lmyan ug……………..
    .v tergntung ug dr pd ank or individu na ndy,,,,,,,,,,,,,
    .perhtian,kc cyang ortu it sngat berpran pnting agr ank bz mmhmi btpa penting n bermkna na hdup in

  53. ridwan berkata:

    makaih atas infonya tentang kenakalan remaja,,,,,,,,,,,,

  54. RISKI CANDRA berkata:

    Kenakalan remaja pada saat ini masih sangat tinggi, perlu perhatian orang tua yang mendalam untuk mengajarkan apa akibatnya apabila remaja melakukan perbuatan menyimpang.

  55. ester berkata:

    altikel kamu sangat keren…..mog2 bnyk yg mnykai artikel kmu

  56. ayis berkata:

    cukup sampai disini jngn jadikan hidup ini sbg lelucuan biasa hidup hanya satu kali saja manfat kan hidupmu

  57. rifka berkata:

    makasih^^

  58. Aemanthaa berkata:

    Terima kasih atas informasinya….
    Sayan sangat terbantu sekali….

  59. ramdan berkata:

    masa remaja adalah masa yang penuh hura-hura atau masa kesenangan tanpa pedulikan batasan-batasan.

  60. alstya berkata:

    blogx luMayAn bGz Cm4n KraNg leNGkaP
    tP lmAyaN BicA NamBAh wAWasAN K0k, BerkAryA trUz z0w mAz aBi

  61. fitry. berkata:

    okeeeeeeeeee bgt

  62. anti berkata:

    blognya sangat bagus tapi tulisannya jelek kya mka u……………………

Tinggalkan Balasan ke SUKMA JF4 Batalkan balasan